Anda merupakan pengemar dari tanaman
hias maka anda sudah menemukan artikel yang tepat karena kali ini akan di bahas
mengenai cara budidaya berbagai tanaman hias baik itu untuk tujuan bisnis dan
untuk pemeliharan di pekarangan rumah.
Jenis -
jenis tanaman hias berdasarkan bagian tanaman adalah :
1. Tanaman
hias daun
2. Tanaman
hias bunga
3. Tanaman
hias batang
4. Tanaman
hias buah
5. Tanaman
hias kaktus
Berikut adalah salah satu contoh
cara budidaya tanaman hias bunga yaitu tanaman hias krisan
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan
lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan
kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum
(kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang
abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan
sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.
Tanaman krisan dari Cina dan Jepang
menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari
Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan
modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada
tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.
Klasifikasi botani tanaman hias
krisan adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Spesies : C. morifolium Ramat, C. indicum, C.daisy dll
Jenis dan varietas tanaman krisan di
Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang.
Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:
a) Krisan lokal (krisan kuno)
Berasal dari luar negri, tetapi
telah lama dan beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal.
Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral dan siklus hidup antara
7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum berbunga kuning banyak
ditanam di Lembang dan berbunga putih di Cipanas (Cianjur).
b) Krisan introduksi (krisan modern
atau krisan hibrida)
Hidupnya berhari pendek dan bersifat
sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah C. indicum hybr. Dark
Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa,
Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink
Pingpong (berbunga pink).
c) Krisan produk Indonesia
Balai Penelitian Tanaman Hias
Cipanas telah melepas varietas krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi
27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
MANFAAT TANAMAN
Kegunaan tanaman krisan yang utama
adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat
tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di
Indonesia digunakan sebagai:
Bunga pot
Ditandai dengan sosok tanaman kecil,
tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah
lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac
Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan),
White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning
cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan introduksi berbunga
besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas krisan pot di
Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah)
dan Time (kuning).
Bunga potong
Ditandai dengan sosok bunga
berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran
bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di lapangan dan
hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak
antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma,
Reagen, Cheetah, Klondike dll.
SENTRA PENANAMAN
Daerah sentra produsen krisan antara
lain: Cipanas, Cisarua, Sukabumi, Lembang (Jawa Barat), Bandungan (Jawa
Tengah), Brastagi (Sumatera Utara).
SYARAT PETUMBUHAN
Iklim
1) Tanaman krisan membutuhkan air
yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu
untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan
rumah plastik.
2) Untuk pembungaan membutuhkan
cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu
pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam
22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi
1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase
vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
3) Suhu udara terbaik untuk daerah
tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara
untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
4) Tanaman krisan membutuhkan
kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan
90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70- 80%, diimbangi dengan sirkulasi
udara yang memadai.
5) Kadar CO2 di alam sekitar 3000
ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada
pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik,
greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.
Media Tanam
Tanah yang ideal untuk tanaman
krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik,
tidak mengandung hama dan penyakit.Derajat keasaman tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7.Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya
tanaman ini antara 700–1200 m dpl.
Pembibitan
Persyaratan Benih
Bibit diambil dari induk sehat,
berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan
komersial di pasar.
Penyiapan Benih
Pembibitan krisan dilakukan dengan
cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
Bibit asal anakan
Bibit asal stek pucuk
Tentukan tanaman yang sehat dan
cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang
5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk
tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4
derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu.
Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu,
kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
Penyiapan bibit dengan kultur
jaringan
Tentukan mata tunas atau eksplan dan
ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL)
selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman
dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman
krisan secara kultur jaringan:
Medium MS padat ditambah 150 ml air
kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling
baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29
hari, sedangkan perakaran 26 hari.
Medium MS padat ditambah 150 ml air
kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas
waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.
Medium MS padat ditambah 0,5 mg
NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah
0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur
21-31 hari.
Penyiapan bibit pada skala komersial
dilakukan dengan dua tahap yaitu:
Stok tanaman induk
Fungsinya untuk memproduksi bagian
vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus
terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan
kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10
stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek
pucuk.Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya
4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18
Philip.
Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
Pemangkasan pucuk, dilakukan pada
umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk
yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
Penumbuhan cabang primer. Perlakuan
pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas
ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
Penumbuhan cabang sekunder. Pada
tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap
cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
Teknik Penyemaian Benih
Penyemaian di bak
Siapkan tempat atau lahan pesemaian
berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan
dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase
yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan
setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan
diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di
seluruh permukaan.
Penyemaian kultur jaringan
Bibit mini dalam botol dipindahkan
ke pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu
penyiraman dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan
vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit.
Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa
hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di
ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara
bertahap ke lapangan terbuka.
Pemindahan Bibit
Bibit stek pucuk siap
dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit dari
kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi
7,5-10 cm.
Pengolahan Media Tanam
Pembentukan Bedengan
Olah tanah dengan menggunakan
cangkul sedalam 30 cm hingga gembur, keringanginkan selama 15 hari. Gemburkan
yang kedua kalinya sambil dibersihkan dari gulma dan bentuk bedengan dengan
lebar 100-120 cm, tinggi 20- 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak
antara bedengan 30-40 cm.
Pengapuran
Tanah yang mempunyai pH > 5,5,
perlu diberi pengapuran berupa kapur pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit,
zeagro. Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha,
pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran
dilakukan dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.
Teknik Penanaman
Teknik Penanaman Bunga Potong
Penentuan Pola Tanam.
Tanaman bunga krisan merupakan
tanaman yangdapat dibudidayakan secara monokultur.
Pembuatan Lubang Tanam
Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20
cm x 20 cm. Lubang tanam dengan cara ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan
dengan waktu panen yaitu pada hari-hari besar. Waktu tanam yang baik antara
pagi atau sore hari.
Pupuk Dasar
Furadan 3G sebanyak 6-10 butir
perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram
(3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan merata pada tanah sambil diaduk.
Cara Penanaman
Ambil bibit satu per satu dari wadah
penampungan bibit, urug dengan tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak
terkena langsung dengan furadan 3G. Tanamkan bibit krisan satu per satu pada
lubang yang telah disiapkan sedalam 1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan
dekat pangkal batang bibit. Setelah penanaman siram dengan air dan pasang
naungan sementara dari sungkup plastik transparan.
Teknik Penanaman untuk Memperpendek
Batang
Penanaman dilakukan sama dengan
untuk bunga potong biasa, tetapi dengan menambah cahaya agar tangkai menjadi
pendek.
Pengaturan dan Penambahan Cahaya
Dilakukan sampai batas tertentu
dengan ketinggian tanaman yang dinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga
krisan bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm.
Lampu dimatikan. Periode berikutnya beralih ke generatif. Tangkai bunga
memanjang mencapai 80 cm. Bila dipanen tangkainya 70 cm, maka tangkai bunga
yang tersisa adalah 10 cm pada tanaman. Total lama penyinaran sejak bibit
ditanam sampai periode generatif antara 12-15 minggu tergantung varietas
krisan.
Cara pengaturan dan penambahan
cahaya yaitu dengan pola byarpet, yaitu pencahayaan malam selama 5 menit lalu
dimatikan selama 1 menit dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai 30
menit. Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu
TL pada tengah malam mulai pukul 22.30-01.00.
Pemupukan
Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan
setelah tanam, kemudian diulang kontinue dan periodik seminggu sekali, dan
akhirnya sebulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada fase
vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per
m2 luas lahan. Pada fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP 10
gram ditambah KNO3 25 gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya dengan disebar
dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri dan samping kanan.
Pembuangan Titik Tumbuh
Waktu pembuangan titik tumbuh adalah
pada umur 10-14 hari setelah tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 5
cm.
Penjarangan Bunga
Jika ingin mendapatkan bunga yang
besar, dalam 1 tangkai bunga hanya dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.
Teknik Penanaman untuk Bunga Pot
Sebanyak 5-7 Bibit yang telah
berakar ditanam di dalam pot yang berisi media sabut kelapa (hancur) atau
campuran tanah dan sekam padi (1:1). Untuk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan
selama 2 minggu dengan penyinaran 16 jam/hari.
Untuk merangsang pembungaan, pot-pot
kemudian diberi pencahayaan pendek dengan cara menutupnya di dalam kubung dari
jam 16.00-22.00. Selama pertumbuhan tanaman diberi pupuk cir multihara lengkap.
Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan hormon tumbuh giberelin
sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek.
Untuk mendapatkan bunga yang besar
dan jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap batang perlu diperjarang dengan
hanya menyisakan satu kuncup bunga. Dengan cara ini akan didapatkan krisan pot
dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Waktu penyulaman seawal mungkin
yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit
yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru.
Penyiangan
Waktu penyiangan dan penggemburan
tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored
dengan hati-hati membersihkan rumputrumput liar.
Pengairan dan Penyiangan
Pengairan yang paling baik adalah
pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-2 kali sehari,
tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara
mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama
Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejala: memakan dan memotong ujung
batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai.Pengendalian: mencari
dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
Thrips (Thrips tabacci)
Gejala: pucuk dan tunas-tunas
samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu,
terutama pada permukaan bawah daun.
Pengendalian: mengatur waktu tanam
yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung
perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.
Tungau merah (Tetranycus sp)
Gejala: daun yang terserang berwarna
kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai
coklat.
Pengendalian: memotong bagian
tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida.
Penggerek daun (Liriomyza sp)
Gejala: daun menggulung seperti
terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun.
Pengendalian: memotong daun yang
terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.
Penyakit
Karat/Rust
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat
hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P
horiana P.Henn.
Gejala: pada sisi bawah daun
terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang
berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan
terhambatnya pertumbuhan bunga.
Pengendalian: menanam bibit yang
tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam
dan penyemprotan insektisida.
Tepung oidium
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
Gejala: permukaan daun tertutup
dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering.
Pengendalian: memotong/memangkas
daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida.
Virus kerdil dan mozaik
Penyebab: virus kerdil krisan,
Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild
Mosaic Virus).
Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil,
tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tanaman sehat,
warna bunganya menjadi pucat. Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat
pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja kebun. Virus mosaik menyebabkan
daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang bergaris-garis.
Pengendalian: menggunakan bibit
bebas virus, mencabut tanaman yang sakit, menggunakan alat-alat pertanian yang
bersih dan penyemprotan insektisida untuk pengendalian vektor virus.
P A N E N
Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Penentuan stadium panen adalah
ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray
75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan
setelah tanam.
Perkiraan Produksi
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari,
saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum.
Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut
seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen,
potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan
tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
Prakiraan Produksi
Perkiraan hasil bunga krisan pada
jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu 800.000 tanaman.
0 komentar:
Posting Komentar
No spam, No Junk, No SARA ..
Fun only